Setiap 5 Desember, dunia memperingati Hari Relawan Sedunia (International Volunteer Day) yang ditetapkan oleh PBB pada tahun 1985. Hari ini bertujuan untuk mengakui dan menghargai kontribusi para relawan di seluruh dunia, yang dengan sukarela memberikan waktu dan tenaga mereka untuk membantu sesama tanpa mengharapkan imbalan finansial. Tema Hari Relawan Sedunia sering berfokus pada pentingnya peran relawan dalam berbagai sektor, termasuk pendidikan, kesehatan, dan kemanusiaan. Secara khusus, di Indonesia, peran relawan dalam penanggulangan bencana sangatlah signifikan, mengingat negara ini sering menghadapi bencana alam yang memerlukan respons cepat dan tenaga yang banyak. Oleh karena itu, Hari Relawan Sedunia bukan hanya sebagai bentuk penghargaan bagi mereka yang telah berkontribusi, tetapi juga sebagai pengingat akan pentingnya partisipasi masyarakat dalam menghadapi tantangan besar, seperti bencana alam.

Relawan, secara umum, adalah individu yang bekerja secara sukarela untuk memberikan bantuan dalam berbagai kegiatan sosial tanpa mengharapkan imbalan. Dalam konteks penanggulangan bencana, relawan penanggulangan bencana merujuk pada mereka yang terlibat dalam upaya penyelamatan, evakuasi, distribusi bantuan, serta pemulihan pasca-bencana. Peran mereka sangat vital, terutama di Indonesia yang rawan bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, banjir, dan erupsi gunung berapi. Relawan bencana berfungsi sebagai tangan panjang dari organisasi resmi dalam memberikan bantuan darurat dan mempercepat proses pemulihan. Mereka membantu meringankan beban pemerintah dan lembaga-lembaga kemanusiaan yang mungkin terbatas dalam sumber daya dan anggaran.

Indonesia, sebagai negara yang rawan bencana, menghadapi tantangan besar dalam hal anggaran dan sumber daya dalam menanggulangi bencana. Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Indonesia tercatat memiliki lebih dari 130 gunung berapi aktif dan sering mengalami gempa bumi, serta banjir yang disebabkan oleh musim hujan. Sumber daya yang terbatas membuat anggaran pemerintah sering kali tidak cukup untuk menangani bencana dalam skala besar. Di sinilah peran relawan sangat penting. Mereka tidak hanya membantu meringankan beban pemerintah dalam penanggulangan bencana, tetapi juga mempercepat respon dan distribusi bantuan kepada korban. Relawan sering kali berada di garis depan, bekerja bersama tim profesional dalam memberikan pertolongan pertama, menyelamatkan nyawa, dan mendistribusikan bantuan logistik.

Baca juga:

Indonesia dikenal sebagai negara yang dermawan, baik dalam hal gotong royong maupun dalam hal kepedulian sosial. Masyarakat Indonesia memiliki tradisi kuat dalam saling membantu, yang tercermin dalam banyak organisasi relawan yang terbentuk di seluruh penjuru negeri. Data dari World Giving Index 2022 menunjukkan bahwa Indonesia menduduki peringkat ke-3 sebagai negara paling dermawan di dunia berdasarkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan sukarela dan donasi. Nilai gotong royong yang mengakar dalam budaya Indonesia mendorong banyak individu untuk terlibat dalam kegiatan kerelawanan, terutama dalam situasi darurat seperti bencana alam. Keberadaan komunitas relawan yang tanggap dan solid ini memberikan kekuatan tambahan bagi Indonesia dalam menghadapi bencana.

Kerelawanan di Indonesia telah berkembang pesat seiring waktu. Berbagai organisasi non-pemerintah dan komunitas relawan lokal seperti SAR (Search and Rescue), PMI (Palang Merah Indonesia), dan relawan kemanusiaan lainnya telah terbukti memainkan peran sentral dalam penanggulangan bencana. Menurut data dari Palang Merah Indonesia (PMI) Tahun 2022, lebih dari 100.000 relawan di seluruh Indonesia terlibat dalam penanggulangan bencana. Mereka tidak hanya membantu di tingkat lokal, tetapi juga sering terlibat dalam program nasional yang dikoordinasikan oleh pemerintah. Keberhasilan penanggulangan bencana di Indonesia sebagian besar didorong oleh kerjasama antara pemerintah, lembaga internasional, dan relawan yang memiliki komitmen tinggi terhadap kesejahteraan masyarakat.

Relawan penanggulangan bencana sangat penting di Indonesia, mengingat ketergantungan negara ini pada mereka dalam situasi darurat. Menurut Pasal 9 Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, pemerintah mengakui peran serta masyarakat dalam setiap tahap penanggulangan bencana, baik itu mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat, maupun pemulihan. Relawan bukan hanya berperan dalam memberikan bantuan fisik, tetapi juga dalam memberikan dukungan psikososial kepada korban bencana. Data BNPB menunjukkan bahwa lebih dari 75% bencana yang terjadi di Indonesia melibatkan relawan lokal yang bekerja bersama tim profesional. Tanpa kontribusi mereka, banyak upaya penanggulangan bencana tidak akan berjalan efektif atau akan terhambat oleh keterbatasan sumber daya.

Baca juga:

Keberadaan relawan di Indonesia memperkuat sistem penanggulangan bencana yang ada. Mereka memberikan kontribusi nyata dalam mempercepat proses penyelamatan dan pemulihan pasca-bencana. Relawan sering kali menjadi yang pertama merespons bencana, terlebih di daerah-daerah terpencil yang sulit dijangkau oleh tim penyelamat dari luar. Relawan penanggulangan bencana juga menjadi sarana bagi masyarakat untuk saling mendukung dan memperkuat ketahanan sosial, terutama ketika bantuan pemerintah dan internasional belum sepenuhnya sampai. Dalam konteks ini, relawan bukan hanya sekadar tenaga tambahan, tetapi juga simbol solidaritas yang menunjukkan kekuatan bersama dalam menghadapi bencana.

Sebagai negara yang rawan bencana, Indonesia sangat bergantung pada peran relawan dalam memperkuat kapasitas penanggulangan bencana. Peringatan Hari Relawan Sedunia setiap 5 Desember memberikan kesempatan untuk menghargai peran mereka yang telah memberikan kontribusi luar biasa dalam menyelamatkan nyawa dan membangun kembali kehidupan pasca-bencana. Relawan adalah bagian tak terpisahkan dari upaya besar Indonesia dalam mengurangi dampak bencana dan membantu masyarakat bangkit kembali. Sebagai masyarakat yang dermawan, sudah saatnya kita bersama-sama terus mendorong peran serta dalam kerelawanan, tidak hanya pada hari ini, tetapi juga sepanjang tahun, agar Indonesia tetap siap dan tangguh dalam menghadapi bencana yang tak terhindarkan.

Penulis

Muhamad Irfan Nurdiansyah

Head Content of KlikBencana