Bencana alam, seperti gempa bumi, tsunami, longsor, banjir, banjir bandang, kekeringan, kebakaran hutan, dan lahan, angin puting beliung telah menjadi ancaman nyata yang kita hadapi. Meski tidak dapat diprediksi dengan pasti, dampak dari bencana tersebut sejatinya dapat diminimalisir bila masyarakat memiliki kesiapsiagaan dan mitigasi yang baik. Sayangnya, sering kali kita menyaksikan banyak korban jiwa yang luput karena kurangnya informasi yang handal, cepat dan akurat dalam mitigasi terjadinya bencana.

Beberapa kasus bencana dapat memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya informasi kebencanaan yang tepat, cepat, akurat dan terpercaya dalam membangun kesiapsiagaan masyarakat untuk menghadapi dampak bencana. Pada tahun 2018, gempa besar mengguncang pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, dengan magnitudo 7,0. Kejadian ini menyebabkan kerusakan besar, ratusan korban jiwa dan ribuan mengungsi. Namun, meskipun gempa tersebut bisa diprediksi berdasarkan pola aktivitas seismik di daerah tersebut, banyak masyarakat yang tidak siap dan kehilangan kesempatan untuk menyelamatkan diri dengan cepat.

Begitu pula kasus tsunami yang terjadi di Selat Sunda pada 22 Desember 2018, informasi dan kecepatan diseminasi menjadi sangat krusial yang mempengaruhi kesiapsiagaan masyarakat. Banyak yang tidak tahu bahwa tsunami tersebut dipicu oleh aktivitas vulkanik, bukan gempa bumi seperti yang umumnya terjadi. Warga yang berada di daerah pesisir seharusnya memperoleh informasi lebih jelas dan cepat mengenai potensi tsunami yang bisa terjadi, dan langkah-langkah mitigasi yang perlu diambil. Akan tetapi, keterbatasan informasi menjadi faktor utama yang memperburuk dampak dari bencana ini.

Minimnya ketersediaan informasi yang cepat, akurat, dan mudah diakses menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan rendahnya tingkat kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi risiko bencana. Masyarakat cenderung reaktif dalam menghadapi ancaman bencana. Berbagai kasus di lapangan menunjukkan bahwa saat bencana datang, terutama yang bersifat mendadak dan tidak terprediksi, banyak warga yang terjebak dalam kebingungannya. Mereka tidak tahu harus berbuat apa, ke mana harus pergi, atau bagaimana cara melindungi diri dari bahaya yang datang dengan sangat cepat. Hal ini menandakan literasi kebencanaan masyarakat masih rendah.

Padahal, dengan arus informasi yang cepat, dapat memberikan peringatan dini kepada masyarakat dengan seksama. Bagaimana memahami tahapan apa yang harus dilakukan ketika gempa pertama kali terasa, apakah mereka perlu mengungsi, ke mana mereka harus pergi, dan bagaimana cara menyelamatkan diri dengan cepat. Begitu juga dengan potensi bencana lain seperti banjir atau erupsi vulkanik, informasi tentang pola cuaca, daerah rawan, dan langkah-langkah mitigasi yang tepat harus disampaikan dengan jelas. Langkah-langkah ini penting untuk memastikan setiap kelompok rentan dan minim akses memiliki pengetahuan yang setara dalam penanggulangan bencana.

Ruang Literasi Digital untuk Meningkatkan Kesiapsiagaan Bencana

Dalam era digital yang serba cepat dan tanpa batas, informasi digital memainkan peran krusial dalam membangun mitigasi dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana. Kesiapsiagaan tidak hanya tergantung pada alat dan sumber daya fisik, tetapi juga pada informasi yang tepat, cepat dan akurat. Kesiapsiagaan masyarakat membutuhkan informasi kebencanaan yang handal dan terpercaya menjadi kunci dalam menghadapi ancaman bencana yang semakin kompleks dewasa ini.

klikbencana.com menjadi alternatif media kontemporer yang menghadirkan perspektif dalam merespons bencana, mulai dari tahap pra bencana, tanggap darurat hingga pascabencana guna memperkuat literasi digital dan kesiapsiagaan sehingga dapat mendukung masyarakat tangguh bencana

Tak dapat dipungkiri, kesenjangan informasi kebencanaan masih menjadi persoalan yang kita hadapi hingga saat ini. Dibandingkan dengan berbagai isu strategis lainnya, media kebencanaan masih kurang memiliki atensi yang besar. Selama ini gerakan media informasi kebencanaan masih dihegemoni oleh media mainstream yang dikelola oleh instansi pemerintah terkait. Sementara keterlibatan masyarakat sipil, swasta dan entitas lainnya dalam memberikan ruang alternatif literasi digital yang concern pada isu kebencanaan masih belum banyak ditemukan. Karena untuk mewujudkan ketangguhan masyarakat dalam menghadapi bencana perlu diperkuat oleh peran media informasi digital yang memiliki kehandalan dan atensi besar terhadap isu kebencanaan, khususon pada isu perubahan iklim. Oleh sebab itu, pengarusutamaan media informasi digital pada isu kebencanaan perlu dilakukan lebih semarak.  Lantas, bagaimana mengisi kesenjangan tersebut?

Klikbencana.com hadir untuk sebagai ruang literasi digital kebencanaan yang dapat diakses oleh siapapun dan kapanpun. Hadirnya klikbencana.com menjadi alternatif media kontemporer yang menghadirkan cara pandang dalam merespons bencana, mulai dari tahap pra bencana, tanggap darurat hingga pascabencana. Media ini menjaring berbagai aspirasi, opini, inovasi, dan sintesis dari berbagai fenomena bencana yang dihadirkan untuk memberikan ruang literasi digital secara inklusif kepada khalayak dalam rangka mendukung dan memperkuat kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi ancaman bencana yang bisa datang setiap waktu. Selain itu, media ini memberikan ruang kepada masyarakat untuk berpartisipasi aktif melaporkan bencana yang mengadopsi sistem crowdsource serta update informasi terkini kejadian bencana beserta upaya dalam menghadapi risiko bencana.

ABOUT AUTHOR

Founder Klikbencana.com